DALAM kasus KDRT biasanya pihak istri yang melaporkan suami. Tapi di Makasar (Sulsel), justru Salman, 34, yang melaporkan istrinya ke Polres, gara-gara digebuk pakai gasper. Maka tetangga pun meledeknya, “Cemen amat, sama istri kok penakut.”
Istri takut pada suami, itu sudah jamak. Namun dalam kehidupan ternyata banyak pula yang berkebalikan, di mana kaum lelaki jadi anggota STI alias Suami Takut Istri. Bisa karena pemegang sumber ekonomi pihak perempuan, bisa pula karena istrinya sangat galak, sehingga suami mengalah daripada ribut.
Salman warga Pelabuhan, kota Makasar, rupanya termasuk lelaki yang nggota STI tersebut. Maklum, dalam rumahtangganya, justru Ny. Hani, 28, yang dominan. Apa pun masalahnya, semua harus mendengar fatwa Hani sebagai penentu kata akhir. Kalau istri menolak sebuah kebijakan, Salman juga tak berani melawan. Jadi meski berlawanan dengan hati nurani, dia harus tunduk. “Daripada ribut…..,” begitu ujarnya.
Selain ditakuti suami macam Sarmili, Hani ini pencemburunya minta ampun. Terlihat suami akrab dengan makhluk lawan jenis, musti diklarifikasi dan harus dipertanggungjawabkan. Bila Salman tak mampu menjawab secara benar dan logis, langsung pinggang pun dicubit dengan keras. Tinggalah Salman meraung-raung macam anjing kejepit pintu.
Beberapa hari lalu Hani melihat suaminya ngobrol dengan wanita tetangga yang jauh lebih muda dan cantik pula. Dia sudah pasang muka masam, tapi Salman tak merasa juga. Maka dari rumah pun segera dipanggil, agar segera pulang. Begitu tiba di rumah langsung habis diomeli dan dimaki. “Enak ya, kalau sudah ngobrol sama perempuan cantik, lupa pekerjaan.” Sindir istri.
Salman segera memberi penjelasan seperlunya, tetapi tidak diterima. Dan ketika Salman mencoba ngeyel macam pengacara, tahu-tahu wajahnya disabet pakai gasper ikat pinggang, langsung membiru. Sakit sekali rasanya, tapi lebih sakit hatinya. Masak istri begitu berani kurang ajar pada suami.
Lupa akan statusnya, Salman segera melapor ke polresta Makasar, dengan membawa pasal KDRT. Polisi pun sempat terhenyak, baru kali ini ada suami lapor ke polisi gara-gara dianiaya istri. “Bagaimana saya nggak sakit hati, hari Kartini masih sebulan lagi, kok sudah menuntut emansipasi,” kata Salman.
Persamaan hak rupanya termasuk gebuk menggebul.
Istri takut pada suami, itu sudah jamak. Namun dalam kehidupan ternyata banyak pula yang berkebalikan, di mana kaum lelaki jadi anggota STI alias Suami Takut Istri. Bisa karena pemegang sumber ekonomi pihak perempuan, bisa pula karena istrinya sangat galak, sehingga suami mengalah daripada ribut.
Salman warga Pelabuhan, kota Makasar, rupanya termasuk lelaki yang nggota STI tersebut. Maklum, dalam rumahtangganya, justru Ny. Hani, 28, yang dominan. Apa pun masalahnya, semua harus mendengar fatwa Hani sebagai penentu kata akhir. Kalau istri menolak sebuah kebijakan, Salman juga tak berani melawan. Jadi meski berlawanan dengan hati nurani, dia harus tunduk. “Daripada ribut…..,” begitu ujarnya.
Selain ditakuti suami macam Sarmili, Hani ini pencemburunya minta ampun. Terlihat suami akrab dengan makhluk lawan jenis, musti diklarifikasi dan harus dipertanggungjawabkan. Bila Salman tak mampu menjawab secara benar dan logis, langsung pinggang pun dicubit dengan keras. Tinggalah Salman meraung-raung macam anjing kejepit pintu.
Beberapa hari lalu Hani melihat suaminya ngobrol dengan wanita tetangga yang jauh lebih muda dan cantik pula. Dia sudah pasang muka masam, tapi Salman tak merasa juga. Maka dari rumah pun segera dipanggil, agar segera pulang. Begitu tiba di rumah langsung habis diomeli dan dimaki. “Enak ya, kalau sudah ngobrol sama perempuan cantik, lupa pekerjaan.” Sindir istri.
Salman segera memberi penjelasan seperlunya, tetapi tidak diterima. Dan ketika Salman mencoba ngeyel macam pengacara, tahu-tahu wajahnya disabet pakai gasper ikat pinggang, langsung membiru. Sakit sekali rasanya, tapi lebih sakit hatinya. Masak istri begitu berani kurang ajar pada suami.
Lupa akan statusnya, Salman segera melapor ke polresta Makasar, dengan membawa pasal KDRT. Polisi pun sempat terhenyak, baru kali ini ada suami lapor ke polisi gara-gara dianiaya istri. “Bagaimana saya nggak sakit hati, hari Kartini masih sebulan lagi, kok sudah menuntut emansipasi,” kata Salman.
Persamaan hak rupanya termasuk gebuk menggebul.