KETERLALUAN sungguh si Gayus, 51, dari Kabanjahe (Sumut) ini. Ada musibah, malah dianggapnya berkah. Bagaimana tidak, orang pada melayat karena ada warga meninggal, dia malah cari kesempatan merayu janda untuk mesum. Untung ketahuan anak janda Herlina, 43, sehingga Gayus malah jadi urusan polisi.
Kata para motivator, orang yang bisa memanfaatkan peluang, akan menjadi orang sukses. Tapi peluang apa dulu! Jika peluang itu kemudian bermuara ke tujuan mesum, ya bakal sukses digebuki orang. Maka seperti Gayus dari Desa Sigarang garang Kecamatan Naman Teran itu misalnya, andaikan tak diselamatkan polisi, rasanya sudah habis jadi bergedel cap Gayus.
Bila Gayus Tambunan mata duitan, Gayus dari Kabanjahe ini malah mata jandaan. Dia tak tahan manakala melihat janda cantik nganggur begitu saja. Sedapat mungkin harus disatroninya. Padahal di rumah dia juga punya keluarga dan sejumlah anak, tapi karena dasar lelaki mata keranjang, tangannya jadi gatel setiap melihat barang mulus.
Nah, Gayus kebetulan tahu bahwa Herlina warga Kutambelin tetangga desa, dalam status sendirian alias menjanda. Perempuan ini memang lumayanlah, tidak cantik amat, tapi bodinya sungguh bikin lelaki tak bisa tidur. Maka bak kumbang Tomcat, dengan cepat dia mencoba mengadakan lobi-lobi asmara. Tapi rupanya cuaca tak begitu menggembirakan, sehingga cintanya tak bisa diterima dengan serta merta. Baiknya Herlina, meski tidak suka, tapi dia tak menolak secara halus. Namanya juga lelaki jenis Tomcat, karena dikasari atau ditepuk malah bikin bengkak kulit.
Tapi rupanya Gayus tak putus asa. Biasalah perempuan, awalnya ogah ogah, tapi akhirnya ah ah ah…….! Oleh karena itu, dia terus berusaha mendekati. Dan peluang emas itu kembali terbuka saat di Desa Kutambelin ada warga meninggal. Nah, saat warga berbondong-bondong melayat, dia malah menyelinap masuk ke rumah Herlina. Katanya sih bertamu, tapi meski tuan rumah mukanya dilipat, Gayus tak peduli dan terus mengajaknya ngobrol-ngobrol.
Lama-lama, Gayus semakin nekad. Katanya dia baru mau pulang setelah diberi “kenang-kenangan” dari Herlina. Kenangan apa? Terus terang dia mengajaknya berhubungan intim bak suami istri. “Kamu kan sudah lama menjanda, apa nggak kepengin? Kamu masih normal, kan?” kata Gayus, tentu saja aslinya dalam Bahasa Batak.
Di kala Gayus terus merayu, tanpa disadari anak lelaki Herlina pulang. Dia kaget di dalam ada Gayus yang sedang berusaha merayu ibunya untuk berbuat tak senonoh. Langsung saja dia berteriak minta tolong. Kaget juga Gayus ketika warga menggeruduk rumah Herlina. Buru-buru dia masuk kamar dan dikunci dari dalam. Warga yang emosi berusaha mendobrak kamar itu, tapi Herlina keberatan, karena jika sampai rusak tanggungjawab siapa? Namanya juga pintu tak diasuransikan.
Pamong desa yang cepat tanggap segera menghubungi polisi. Baru setelah polisi Polsek Naman Teran datang dan menjamin kesemalatannya, Gayus mau keluar. Diapun lalu dikawal dan diamankan ke kantor polisi. Entah pasal apa yang dikenakan untuknya, paling-paling soal perbuatan tidak menyenangkan.
Padahal kalau Herlina mau, itu justu menyenangkan.
Kata para motivator, orang yang bisa memanfaatkan peluang, akan menjadi orang sukses. Tapi peluang apa dulu! Jika peluang itu kemudian bermuara ke tujuan mesum, ya bakal sukses digebuki orang. Maka seperti Gayus dari Desa Sigarang garang Kecamatan Naman Teran itu misalnya, andaikan tak diselamatkan polisi, rasanya sudah habis jadi bergedel cap Gayus.
Bila Gayus Tambunan mata duitan, Gayus dari Kabanjahe ini malah mata jandaan. Dia tak tahan manakala melihat janda cantik nganggur begitu saja. Sedapat mungkin harus disatroninya. Padahal di rumah dia juga punya keluarga dan sejumlah anak, tapi karena dasar lelaki mata keranjang, tangannya jadi gatel setiap melihat barang mulus.
Nah, Gayus kebetulan tahu bahwa Herlina warga Kutambelin tetangga desa, dalam status sendirian alias menjanda. Perempuan ini memang lumayanlah, tidak cantik amat, tapi bodinya sungguh bikin lelaki tak bisa tidur. Maka bak kumbang Tomcat, dengan cepat dia mencoba mengadakan lobi-lobi asmara. Tapi rupanya cuaca tak begitu menggembirakan, sehingga cintanya tak bisa diterima dengan serta merta. Baiknya Herlina, meski tidak suka, tapi dia tak menolak secara halus. Namanya juga lelaki jenis Tomcat, karena dikasari atau ditepuk malah bikin bengkak kulit.
Tapi rupanya Gayus tak putus asa. Biasalah perempuan, awalnya ogah ogah, tapi akhirnya ah ah ah…….! Oleh karena itu, dia terus berusaha mendekati. Dan peluang emas itu kembali terbuka saat di Desa Kutambelin ada warga meninggal. Nah, saat warga berbondong-bondong melayat, dia malah menyelinap masuk ke rumah Herlina. Katanya sih bertamu, tapi meski tuan rumah mukanya dilipat, Gayus tak peduli dan terus mengajaknya ngobrol-ngobrol.
Lama-lama, Gayus semakin nekad. Katanya dia baru mau pulang setelah diberi “kenang-kenangan” dari Herlina. Kenangan apa? Terus terang dia mengajaknya berhubungan intim bak suami istri. “Kamu kan sudah lama menjanda, apa nggak kepengin? Kamu masih normal, kan?” kata Gayus, tentu saja aslinya dalam Bahasa Batak.
Di kala Gayus terus merayu, tanpa disadari anak lelaki Herlina pulang. Dia kaget di dalam ada Gayus yang sedang berusaha merayu ibunya untuk berbuat tak senonoh. Langsung saja dia berteriak minta tolong. Kaget juga Gayus ketika warga menggeruduk rumah Herlina. Buru-buru dia masuk kamar dan dikunci dari dalam. Warga yang emosi berusaha mendobrak kamar itu, tapi Herlina keberatan, karena jika sampai rusak tanggungjawab siapa? Namanya juga pintu tak diasuransikan.
Pamong desa yang cepat tanggap segera menghubungi polisi. Baru setelah polisi Polsek Naman Teran datang dan menjamin kesemalatannya, Gayus mau keluar. Diapun lalu dikawal dan diamankan ke kantor polisi. Entah pasal apa yang dikenakan untuknya, paling-paling soal perbuatan tidak menyenangkan.
Padahal kalau Herlina mau, itu justu menyenangkan.