News Update :

Batik Sudah Melenggang Di Paris


Di sela-sela kesibukannya, Okke Hatta Rajasa Kamis kemarin hadir pada peragaan busana oleh desainer Priyo Oktaviano. Show ini merupakan rangkaian dari Plaza Indonesia Fashion Week yang sudah menjadi agenda tahunan dari pusat berbelanjaan besar ini.

Bukan tanpa alasan istri Menko Perekonomia Hatta Rajasa ini meluangkan waktu untuk bertandang. “Ini merupakan dukungan penuh untuk produk lokal kain Indonesia, terutama tenun agar dapat mendunia,” tuturnya.

Okke sendiri memang tercatat sebagai Ketua Umum Cita Tenun Indonesia (CTI), yayasan yang bergerak untuk pelestarian kain tenun Indonesia dan juga kemajuan para perajin daerah dalam sektor perekonomian.

Okke yang sore itu didampingi oleh Sjamsidar Isa, Project Officer CTI menjelaskan bahwa untuk show Priyo Oktaviano kali ini, material yang digunakan pada keseluruhan busana yang diperagakan adalah tenun bali dari daerah Jineng Dalem dan Seraya. Tenun ini tampak lebih moderen dengan desain yang simpel dan elegan.

Jika tenun Bali lebih mengena dengan paduan warna- warna yang mencolok, kali ini CTI yang juga bekerjasama dengan PT. Garuda Indonesia lebih mengarahkan para perajin binaan untuk membuat tenun dalam warna senada namun tetap mempertahankan motif yang menjadi ciri khasnya.

Tidak hanya berkonsentrasi pada bidang fashion saja, CTI juga menggandeng Ratna Panggabean sebagian desainer tekstil, dan desainer interior Koes Surono yang terjun langsung untuk menangani desa binaan bersama Priyo.

“Kami memang sengaja mengkolaborasikan ketiganya agar tenun tidak hanya berjaya di bidang busana saja, tetapi juga dari sisi produk interior. Selama ini memang tenun identik dengan pakaian, nah tugas kami untuk menyebarluaskan bahwa tenun tidak hanya dapat dipakai sebagai busana saja,” jekas Okke yang tampak mengenakan kain tenun Bali bernuansa coklat muda.

Sementara itu, Sjamsidar Isa menjelaskan bahwa Desa Jineng Dalem, Kec. Buleleng, dan Desa Seraya Timur, Kec. Karangasemi ini sudah dibina selama kurang lebih 2 tahun. “Kemajuannya sangat pesat, dari awal yang hanya ada beberapa pengrajin, sekarang sudah mencapai sekitar 40 perajin. Kabar gembira untuk kami, karena 40 perajin ini masing- masing sudah memiliki anak buah, yang artinya mereka sudah dapat membangun usaha dan juga memberikan lapangan pekerjaan untuk yang lain.” Desa binaan sebelumnya adalah Desa Sidemen dan Desa Gelgel.

Tidak hanya Bali saja yang mendapat perhatian, pembinaan CTI juga merata di setiap daerah seperti Garut, Palembang, Juga beberapa Propinsi di Sulawesi, NTT, NTB, dan Kalimantan dengan desainer yang berbeda. CTI sendiri telah berhasil membawa tenun Indonesia pada pasar Internasional dengan mengadakan fashion show dan pameran di London, Paris, Washington DC, Den Haag, Tokyo, Mumbai, dan yang lainnya.
Share this Article on :
 
Design by Enda Alfaridzh