BARCELONA - Pengakuan mengejutkan datang dari gelandang Barcelona, Xavi Hernandez. Otak permainan Barcelona ini mengaku dirinya tidak dipercaya ketika Frank Rijkaard masih melatih Barcelona.
Frank Rijkaard melatih Barcelona mulai dari musim 2003 hingga musim 2008. Pelatih ini membawa Barca sukses meraih gelar Liga Champions (2005/2006), La Liga Primera (2004/2005 dan 2005/2006), serta Supercopa de Espana (2005, 2006).
Rijkaard terhitung sukses melatih Barcelona dengan gelar-gelar tersebut. Meski begitu, dirinya tidak sukses melatih Xavi. Dirinya lebih percaya kepada Ronaldinho yang ketika itu tengah bersinar, atau Deco dan Ludovic Giuly sebagai gelandang. Sementara Xavi hanya pelengkap di bangku cadangan.
“Rijkaard tidak percaya kepada saya. Dia ingin permainan kami (Barcelona) berdasarkan level ketahanan fisik yang superior. Dia percaya bahwa itu satu-satunya cara untuk menyamai level para klub elit di Eropa,” ungkap Xavi, seperti dilansir dari Goal, Sabtu (21/4/2012).
“Empat atau lima tahun yang lalu saya dianggap mengerikan dan tidak berguna. Saya adalah penyakit kanker Barca! Seorang pemain dengan tinggi 1,70 meter jelas tidak mungkin dianggap mampu bersaing,” tandasnya.
Xavi sendiri akhirnya menemukan sinar emasnya ketika Rijkaard lengser dan digantikan oleh Pep Guardola. Pada era Guardiola, Xavi dipercaya menjadi otak penyerangan Blaugrana, dan sukses meraih 13 trofi bergengsi baik di ranah Spanyol maupun Eropa. Total Xavi telah tampil dalam 624 laga dan mencetak 73 gol bagi El Barca.