Malaysia - Malaysia membantah laporan dari Indonesia mengenai skandal pengambilan organ tubuh dari jenazah tiga TKI yang tewas ditembak dekat Port Dickson bulan lalu. Menurut pihak berwenang Malaysia, mereka adalah penjahat dan otopsi berlangsung dua hari setelah penembakan.
Harian Malaysia berbahasa Inggris, The Star, edisi hari ini mengutip pernyataan seorang pejabat anonim yang membantah ada pengambilan organ tubuh dari ketiga WNI itu. Dia bahkan mempertanyakan mengapa perlu sebulan bagi Indonesia dalam mengangkat masalah ini.
"Sebuah organ harus diambil secepatnya begitu pemiliknya meninggal, kalau tidak maka akan percuma," kata pejabat itu. "Sebagai contoh, kornea mata harus
Harian Malaysia berbahasa Inggris, The Star, edisi hari ini mengutip pernyataan seorang pejabat anonim yang membantah ada pengambilan organ tubuh dari ketiga WNI itu. Dia bahkan mempertanyakan mengapa perlu sebulan bagi Indonesia dalam mengangkat masalah ini.
"Sebuah organ harus diambil secepatnya begitu pemiliknya meninggal, kalau tidak maka akan percuma," kata pejabat itu. "Sebagai contoh, kornea mata harus
diampil dalam kurun enam jam setelah waktu kematian, kalau tidak maka tidak bisa digunakan," lanjut dia.
Pihak berwenang Malaysia mengungkapkan bahwa otopsi atas ketiga TKI itu dilakukan dua hari setelah insiden. Mereka menanggapi laporan bahwa Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI ditugaskan ke Negeri Jiran untuk menginvestigasi dugaan mafia pencurian dan perdagangan organ tubuh dari TKI yang meninggal.
Ini terkait dengan laporan bahwa tiga TKI dikirim ke kampung halaman dalam kondisi yang tidak wajar. Mereka adalah Herman, Abdul Kadir Jaelani, dan Mat Noon dari Lombok Timur.
Mereka ditembak polisi Malaysia di suatu kompleks perumahan di Linggi pada 24 Maret 2012. Pejabat polisi setempat, SAC Osman, mengatakan bahwa anak buahnya terpaksa melepas tembakan setelah ketiga WNI itu berupaya menyerang petugas dengan pisau saat diperintahkan untuk menyerah. Mereka saat itu dikabarkan tidak membawa dokumen identitas apapun.
Di Indonesia, masalah ini dalam beberapa hari terakhir mendapat sorotan publik dan pemerintah. Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Syed Munshe Afdzaruddin, Selasa kemarin menerima panggilan resmi dari Kementerian Luar Negeri di Jakarta untuk dimintai klarifikasi mengenai kasus itu. Pejabat Malaysia di Wisma Putra pun berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur.
Pihak berwenang Malaysia mengungkapkan bahwa otopsi atas ketiga TKI itu dilakukan dua hari setelah insiden. Mereka menanggapi laporan bahwa Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI ditugaskan ke Negeri Jiran untuk menginvestigasi dugaan mafia pencurian dan perdagangan organ tubuh dari TKI yang meninggal.
Ini terkait dengan laporan bahwa tiga TKI dikirim ke kampung halaman dalam kondisi yang tidak wajar. Mereka adalah Herman, Abdul Kadir Jaelani, dan Mat Noon dari Lombok Timur.
Mereka ditembak polisi Malaysia di suatu kompleks perumahan di Linggi pada 24 Maret 2012. Pejabat polisi setempat, SAC Osman, mengatakan bahwa anak buahnya terpaksa melepas tembakan setelah ketiga WNI itu berupaya menyerang petugas dengan pisau saat diperintahkan untuk menyerah. Mereka saat itu dikabarkan tidak membawa dokumen identitas apapun.
Di Indonesia, masalah ini dalam beberapa hari terakhir mendapat sorotan publik dan pemerintah. Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Syed Munshe Afdzaruddin, Selasa kemarin menerima panggilan resmi dari Kementerian Luar Negeri di Jakarta untuk dimintai klarifikasi mengenai kasus itu. Pejabat Malaysia di Wisma Putra pun berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur.