Jakarta - Terdakwa kasus kecelakaan yang menewaskan 9 pejalan kaki, Afriyani, masih depresi. Dia akan menerima apa pun putusan hakim dan menerima semua hujatan masyarakat dengan lapang dada.
"Selama 2 hari saya di Rutan Pondok Bambu membantu mempersiapkan mental. Dia masih depresi," kata kuasa hukum Afriyani, Efrizal, kepada wartawan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Gadjah Mada, Jakarta, Kamis (26/4/2012).
Selama mendampingi 2 hari tersebut terungkap Afriyani mengaku siap menerima apa pun putusan hakim. Termasuk juga hujatan dari masyarakat kepada dirinya. "Hukuman berapa pun dia akan terima, juga hujatan dari masyarakat," ungkap pengacara berbadan tambun ini.
Keinginan Afriyani yang belum terpenuhi yaitu bertemu dengan keluarga korban. Dia ingin menyampaikan langsung permintaan maaf atas perilaku yang dibuat. Selama di tahanan, Afriyani melakukan puasa Senin-Kamis dan rajin melakukan ibadah.
"Keinginan dia adalah permintaan maaf kepada korban, dia belum bisa bertemu karena polisi enggak bisa menjamin keamanan dia," ujar Efrizal.
Terkait penggunaan narkotika, Afriyani mengakui. Tetapi dia berkilah hanya coba-coba karena dibujuk oleh teman-temannya. "Tes urine pertama negatif, tapi setelah beberapa jam positif. Memang dia memakai, dia hanya mencoba-coba karena terpengaruh oleh teman-temannya. Jenis hasil laboratorium narkotika jenis amfetamin," beber Efrizal.
"Untuk narkoba baru pertama kali makai, akibat bujuk rayu teman menyebar 1 kancing (butir) dibagi 4," beber Efrizal.
"Selama 2 hari saya di Rutan Pondok Bambu membantu mempersiapkan mental. Dia masih depresi," kata kuasa hukum Afriyani, Efrizal, kepada wartawan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Gadjah Mada, Jakarta, Kamis (26/4/2012).
Selama mendampingi 2 hari tersebut terungkap Afriyani mengaku siap menerima apa pun putusan hakim. Termasuk juga hujatan dari masyarakat kepada dirinya. "Hukuman berapa pun dia akan terima, juga hujatan dari masyarakat," ungkap pengacara berbadan tambun ini.
Keinginan Afriyani yang belum terpenuhi yaitu bertemu dengan keluarga korban. Dia ingin menyampaikan langsung permintaan maaf atas perilaku yang dibuat. Selama di tahanan, Afriyani melakukan puasa Senin-Kamis dan rajin melakukan ibadah.
"Keinginan dia adalah permintaan maaf kepada korban, dia belum bisa bertemu karena polisi enggak bisa menjamin keamanan dia," ujar Efrizal.
Terkait penggunaan narkotika, Afriyani mengakui. Tetapi dia berkilah hanya coba-coba karena dibujuk oleh teman-temannya. "Tes urine pertama negatif, tapi setelah beberapa jam positif. Memang dia memakai, dia hanya mencoba-coba karena terpengaruh oleh teman-temannya. Jenis hasil laboratorium narkotika jenis amfetamin," beber Efrizal.
"Untuk narkoba baru pertama kali makai, akibat bujuk rayu teman menyebar 1 kancing (butir) dibagi 4," beber Efrizal.